Friday 16 August 2013

KEUTAMAAN MENGHAFAL DAN BERINTERAKSI DENGAN AL QUR'AN


KEUTAMAAN MENGHAFAL DAN BERINTERAKSI DENGAN AL QUR'AN

Oleh: KH. Ahmad Thoha Husain Al-Hafizh
Mudir Ma'had 'Aly Tahfizhul Qur'an El-Suchary 

Ada sekian banyak hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan kepada kita akan keutamaan dan kemuliaan menghafal & berinteraksi dengan Al Qur’an, diantaranya:

1. Mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT
Dari Umar bin Khattab r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكَلاَمِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِيْنَ (رواه مسلم)
“Sesungguhnya Allah akan meninggikan (kedudukan) beberapa kaum dengan Al Qur’an dan akan merendahkan (kedudukan) kaum yang lain dengan Al Qur’an.” (H.R. Muslim)

2. Dikategorikan sebagai orang yang baik secara lahir dan batin.
Dari Abi Musa Al Asy’ariy bahwa Rasulullah SAW bersabda,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِيْ يَقْرَأُ االْقُرْءَانَ مَثَلُ اْلأُتْرُجَّةِ رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ. وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِيْ لاَ يَقْرَأُ الْقُرْءَانَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لاَرِيْحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ. وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْءَانَ مَثَلُُ الرَيْحَانَةِ رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ. وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِيْ لاَيَقْرَأُ الْقُرْءَانَ كَمَثَل الْحَنْظَلَةِ لاَ رِيْحَ لَهَا وَطَعْمُهَا مُرٌّ (رواه البخاري ومسلم)
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur’an sebagaimana buah sitrun (Citrus medica)baunya harum, rasanya sedap. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an sebagaimana buah kurma, tidak berbau dan rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur’an sebagaimana sekuntum bunga, baunya harum rasanya pahit. Perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an sebagaimana buah handolah (Colocynth) tidak berbau dan rasanya pahit.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

3. Termasuk dalam golongan yang terbaik
Rasulullah bersabda,
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْءَانَ وَعَلَّمَهُ (رواه البخاري ومسلم)
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

4. Mendapatkan kelas yang sangat tinggi di Surga
Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash bahwa Rasulullah SAW bersabda,
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْءَان ِ اِقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا، فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُهَا (رواه أبو داود والترمذي)
“(Pada hari Kiamat), dikatakan kepada shahib Al Qur’an, ‘Bacalah dan naiklah serta tartîlkan sebagaimana engkau dulu menartilkan Al Qur’an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu (di surga) di akhir ayat yang kau baca.’” (H.R. Abu Dawud dan Attirmidziy)
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda, ”Jumlah tingkatan surga itu sama dengan jumlah ayat-ayat Al Qur’an. Maka tingkatan surga yang dimasuki oleh para hafidz Al Qur’an adalah tingkatan paling atas,dimana tidak ada lagi tingkatan sesudahnya.” (H.R. Al Baihaqi)

5. Menghormati seorang Hafidz Al Qur’an berarti mengagungkan Allah
Dari Abi Musa Al ‘Asy’ari ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّ مِنْ إِجْلاَلِ اللهِ تَعَالَى إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ، وَحَامِلِ الْقُرْءَانِ غَيْرِ الْغَالِيْ فِيْهِ، وَالْجَافِي عَنْهُ، وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ (رواه أبو داود)
“Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah SWT, menghormati orang tua yang muslim dan penghafal Al Qur’an yang tidak melampaui batas (dalam mengamalkan dan memahaminya) serta tidak menjauhinya (tidak enggan membacanya dan tidak enggan mengamalkannya), dan penguasa yang adil.”(H.R. Abu Dawud)

6. Mendapat pemberian Allah yang paling afdal
Dari Abi Sa’id Al Khudhriyyi r.a. dari Rasulullah SAW bahwa Allah SWT berfirman dalam hadits Qudsi,
مَنْ شَغَلَهُ الْقُرْءَانُ وَذِكْرِيْ عَنْ مَسْأَلَتِهِ أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِيْ السَّائِلِيْنَ (الحديث رواه الترمذيّ)
“Barangsiapa tersibukkan oleh Al Qur’an dan dzikir kepada-Ku dari meminta-Ku maka Aku akan berikan padanya pemberian paling afdal yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta (kepada-Ku).” (H.R. Tirmidzi)

7. Orang tuanya mendapat mahkota kemuliaan di akhirat
Dari Mu’ad bin Anas r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ قَرَأَ الْقُرْءَانَ وَعَمِلَهُ بِمَا فِيْهِ أَلْبَسَ اللهُ وَالِدَيْهِ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِيْ بُيُوْتِ الدُّنْيَا، فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِيْ عَمِلَ بِهٰذَا ؟ (رواه ابو داود)
“Barang siapa membaca Al Qur’an dan mengamalkan dengan apa yang ada didalamnya maka pada hari kiamat Allah akan mengenakan kepada kedua orang tuanya mahkota (kemuliaan) yang cahayanya lebih bagus daripada cahaya matahari dalam rumah-rumah di dunia ini. Lalu apa dugaan kalian pada orang yang melakukan hal ini (membaca dan mengamalkan Al Qur’an)?” (H.R. Abu Daud)

8. Menjadi keluarga Allah yang berada di atas bumi.
Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِيْنَ مِنَ النَّاسِ. قِيْلَ مَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ أَهْلُ الْقُرْءَان ِ هُوَ أَهْلُ اللهِ وَخَاصَّتُهُ (رواه أحمدو النسائي والدارمي و ابن ماجة والحاكم)
”Sesungguhnya Allah SWT itu mempunyai keluarga yang terdiri dari manusia,”lalu sahabat bertanya: “Siapakah mereka itu ya Rasulullah?”.Beliau menjawab: “yaitu Ahlu Al Qur’an. Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang istimewa bagi Allah.” (H.R. Ahmad, An Nasai, Ibnu Majah, Ad Darimi, dan Al Hakim dari Anas r.a.)

9. Mendapat syafa’at/pertolongan dari Al Qur’an.
Dari Abu Umamah Al Bahili bahwa Rasulullah SAW bersabda:
اِقْرَءُوْا الْقُرْءَانَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ (رواه مسلم)
”Bacalah Al Qur’an,karena sesungguhnya pada hari kiamat ia akan menjadi pemberi syafa’at bagi para pembacanya (penghafalnya)”.(H.R. Muslim)

10. Mendapatkan nikmat kenabian, hanya ia tidak mendapatkan wahyu . Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَرَأَ الْقُرْءَانَ فَقَدِ اسْتَدْرَجَ النُّبُوَّةَ بَيْنَ جَنْبَيْهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يُوْحٰى إِلَيْهِ (رواه الحاكم والبيهقي)
”Barang siapa yang membaca (hafal) Al Qur’an ,maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan kepadanya”. (H.R. Al Hakim dan Al Baihaqiy)

11. Diampuni dosanya dan tidak disiksa oleh Allah
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda,
اِقْرَأُوْا الْقُرْءَانَ فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى لاَ يُعَذِّبُ قَلْبًا وَعٰى الْقُرْءَانَ، وَإِنَّ هٰذَا الْقُرْءَانَ مَأْدُبَةُ اللهِ فَمَنْ دَخَلَ فِيْهِ فَهُوَ آمِنٌ وَمَنْ أَحَبَّ الْقُرْءَانَ فَلْيَبْشِرْ (رواه الدارمي)
“Bacalah Al Qur’an karena Allah SWT tidak akan menyiksa hati yang berisi (hafal) Al Qur’an dan sesungguhnya Al Qur’an itu adalah hidangan dari Allah, barangsiapa masuk maka ia akan aman dan barangsiapa mencintai Al Qur’an, maka bergembiralah.” (H.R. Ad Daarimiy)

12. Mendapatkan ketentraman dan rahmat
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِيْ بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ (رواه مسلم)
“Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam sebuah rumah dari rumah-rumah Allah, sedangkan mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya kecuali ketenangan turun datang kepada mereka, rahmat menyelimuti mereka, para Malaikat mengelilingi mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka pada orang-orang (penduduk langit) yang ada di sisi-Nya.” (H.R. Muslim)




No comments:

Post a Comment