Sunday 18 August 2013

SADARILAH REALITA KEMATIAN KAWAN !...



KALAU BESOK MATI ANDA BAWA APA ???

Bismillah... 
Pernahkah kita berpikir, berapa banyak orang yang telah meninggal dalam sebulan ini? Atau selama satu tahun? Atau bahkan tiap harinya di seluruh penjuru bumi? Sungguh ketetapan Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa berjalan. Ada yang lahir ke dunia dan ada pula yang meninggalkannya. Setiap diri menanti gilir. Mungkin suatu waktu kita mendengar berita tentang kematian, di waktu yang lain kita sendiri yang akan menjadi berita tersebut. Inilah realita kehidupan yang tak bisa dipungkiri. Namun amat disayangkan, begitu banyak orang yang lupa atau melupakan kematian.

Di dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam telah menasehati ummatnya dengan nasehat yang sangat menyentuh. Beliau bersabda :
Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. Karena kematian itu, jika diingat oleh orang yang sedang dalam kesusahan hidup, maka akan bisa meringankan kesusahannya. Dan jika diingat oleh orang yang senang, maka akan bisa membatasi kebahagiaannya tersebut. (HR. ath-Thabrani dan al-Hakim)
Nabi Shallallahu ‘Alayhi wasallam telah banyak membicarakan tentang kematian kepada para sahabat, dimana kondisi hati mereka saat itu hidup, ibadah yang sempurna, jauh dari kelalaian. Berbeda halnya kita di zaman ini. Betapa banyak acara-acara dibuat dan dirancang agar mengalihkan kita dari mengingat kematian. Padahal jiwa kita membutuhkannya untuk menyadarkan dan menjauhkan kita dari kelengahan, agar melunakkan hati yang mengeras. Jiwa yang lalai dan diri yang dikuasai hawa nafsu. Bukankah kita lebih membutuhkan nasehat ini bila mau jujur pada diri kita?!
Mengingat kematian itu dapat menghidupkan hati, Membersihkan hati yang kusut, tumbuhnya kesadaraan untuk kembali ke akhirat, menghidupkan rohani yang berkarat, menggugah ibadah yang melemah, menumbuhkan kaimanan dan ketaatan yang mengendur, menguatkan langkah untuk bertaubat dan membentuk pribadi yang tangguh dan qona’ah untuk menyongsong kematian.

Abu Ali Ad-Daqqaq berkata, “siapa memperbanyak mengingat kematian maka akan mendapatkan tiga kemuliaan: segera dalam bertaubat, hati yang qona’ah dan semangat dalam ibadah.”
Sesungguhnya setiap manusia akan binasa, tidak bisa mengelak, dan tidak bisa selamat dari kematian, baik yang berusaha atau tidak berusaha untuk menghindar darinya. Dia pasti punya batas waktu hidup dan jatah umur yang terbagi dengan jelas. Sehingga Allah ‘Azza wajalla tegaskan dalam al-Qur’an. “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya sekejap pun dan tidak pula dapat memajukannya,” (QS Al-‘Araaf : 34)

Kematian adalah realita yang selalu terdengar sepanjang zaman di setiap tempat. Terdengar melalui telinga, masuk ke pemikiran semua orang yang berakal dan mengetuk hati semua orang yang hidup. Lalu berbisik bahwa semua orang akan mengalaminya, kecuali Dzat yang memiliki kemuliaan dan keperkasaan.
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.” (QS Al-Qashash:88)
Sungguh, ziarah kubur, menyaksikan jenazah, melihat orang ketika sekarat, merenungkan sakaratul maut, merenungkan wajah si mayit setelah matinya, semua itu akan mengekang jiwa dari berbagai kesenangannya serta akan mengusir kegembiraan hati.
Saudaraku. Kematian telah mebuat mata berair karena ditinggal orang yang dicintai, dan kita juga akan ditangisi ketika jasad telah terbujur kaku. Harta yang dikejar akan binasa, semua yang diangankan segera lenyap, lalu yang senantiasa disebut-sebut akan dilupakan. Tak ada yang kekal kecuali Sang Khaliq.
Seharusnya kematian menjadi nasehat untuk membangunkan hati dari tidurnya, menghentikan jiwa dari bergelimang dalam kelalaian dan syahwatnya. Menjadikan orang yang shalih bertambah keshalihannya dan kita yang lalai segera tersentak bangun sebelum menyesal atau sebelum kematian menjemput.
Sudah kita saksikan betapa kehidupan berjalan dengan cepat, namun kurang menyadarinya. Ada yang lahir ada yang meninggal. Rahim mengeluarkan bayinya, sementara bumi menelan mayit. Lalu apa yang telah kita persiapkan?!
  • Saudaraku, semoga Allah menjaga kita, setiap yang hidup pasti binasa, yang mati akan hilang dari kehidupan, sedangkan semua yang datang pasti akan tiba waktunya. Allah ‘Azza wajalla berfirman. “Barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu yang dijanjikan Allah itu pasti datang.” (QS Al-Ankabut : 5)
Hakikat kehidupan akan dimulai setelah kematian, maka persiapkanlah bekal untuk menjalani kehidupan kita yang sebenarnya dengan sebaik-baiknya. Amal kebaikan, itulah bekal untuk menghadap Rabbul ‘Izzati waljalalah. Wallahul Musta’an.


Referensi:

Rintangan Setelah Kematian, Ustadz Zainal Abidin Hafidzahullah
Ablaaghul ‘Izhaat, Syaikh Khalid ar-Rasyid

No comments:

Post a Comment